Selasa, 22 Mei 2012

Kemampuan Menyimak Wawancara dan Kemampuan Menarasikan Hasil Wawancara.

irma weny simanjuntak..


Abstrak


ABSTRAK

     Kemampuan Menyimak Wawancara dan Kemampuan Menarasikan Hasil Wawancara Pada Siswa. Skripsi.
Kata Kunci : kemampuan, menyimak, wawancara, menulis, dan narasi.

Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar secara lisan maupun . Pembelajaran tersebut mencakup komponen kemampuan berbahasa dan bersastra yang meliputi aspek-aspek keterampilan
 (1) mendengarkan,
(2) berbicara
(3) membaca, dan
(4) menulis.
      Dari keempat keterampilan tersebut, menyimak mempunyai peranan penting dalam pengembangan kemampuan berbahasa maupun bersastra. Kemampuan menulis juga mempunyai peran penting untuk menuangkan informasi yang telah disimaknya. Salah satu kemampuan menyimak yang harus dikuasai oleh siswa  adalah menuliskan dengan singkat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancara. Pada kemampuan menulis adalah mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi dengan memperhatikan cara penulisan kalimat langsung dan tak langsung.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan deskripsi kemampuan menyimak wawancara siswa, untuk mendapatkan deskripsi kemampuan menarasikan hasil wawancara siswa , untuk mengetahui adanya hubungan antara kemampuan menyimak wawancara dengan kemampuan menarasikan hasil wawancara siswa, dan untuk mengetahui problematik pembelajaran menyimak wawancara dan menarasikan hasil wawancara siswa kelas.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara kemampuan menyimak wawancara dan kemampuan menarasikan hasil wawancara siswa .
Penelitian ini menggunakan dua pendekatan kuantitatif dan kualitatif, dengan jenis penelitian deskriptif. Penggunaan dua pendekatan tersebut karena sebagian data menggunakan kuantitaif dan ada sebagian data menggunakan kualitatif. Data yang diperoleh dalam penelitian berupa data skor kemampuan menyimak wawancara dan skor kemampuan menarasikan hasil wawancara yang diubah menjadi nilai siswa, hasil wawancara guru dan angket siswa. Setelah diketahui skor dari masing-masing kemampuan, selanjutnya adalah mengukur tingkat korelasi antara keduanya dengan menggunakan Pearson Product Moment. Instrumen penelitian ini berupa tes menyimak wawancara dan tes menulis karangan narasi berdasarkan hasil yang telah disimak, wawancara guru dan angket siswa. Analisis data dilakukan dalami tiga langkah, yaitu :
(1) persiapan,
(2) tabulasi, dan
(3) penerapan data sesuai dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
   Berdasarkan hasil analisis data, secara umum diperoleh hasil bahwa Siswa  tidak mampu menyimak wawancara, karena kurang dari 75% siswa, yaitu hanya 64,86% siswa nilainya mencapai Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM). Dalam tes menarasikan hasil wawancara siswa  Malang tidak mampu menarasikan hasil wawancara, karena kurang dari 75% siswa, yaitu hanya 62,16% siswa nilainya mencapai Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM). Selain itu berdasarkan hasil analisis Pearson Product Moment, diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kemampuan menyimak wawancara dengan kemampuan menarasikan hasil wawancara siswa kelas kelas . Besarnya nilai koefisien korelasi (r) hitung sebesar 0,635. Jika dicocokkan dengan nilai r tabel, nilai r hitung (r = 0,635) ini lebih besar dari pada nilai r tabel pada taraf signifikan 1% yang hanya sebesar 0,418. Taraf signifikan 1% menunjukkan bahwa derajat kepercayaan dalam penghitungan ini sebesar 99%.. Hasil analisis problematic pembelajaran menyimak wawancara dan menarasikan hasil wawancara siswa , terdiri dari :
(1) tahap perencanaan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran,
(2) tahap pelaksanaan dalam apersepsi; penggunaan media dan metode pembelajaran; sarana dan prasarana pembelajaran; kondisi siswa; dan refleksi,
(3) tahap evaluasi dan
(4) beberapa langkah pembenahan pembelajaran menyimak dan menarasikan hasil wawancara adalah
(a) dilakukan workshop, musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), dengan mendatangkan pakar ahlinya untuk memecahkan masalah yang dihadapi guru;
(b) biasanya pihak sekolah mengadakan rapat dengan orang tua wali murid dan komite sekolah untuk mengadakan kerjasama agar memberikan dana guna melengkapi dan memperbaiki sarana dan prasarana di sekolah;
(c) menggunakan metode yang bervariasi, memilih bahan ajar yang relevan dan sesuai dengan minat siswa.

       Adapun beberapa saran yang bisa disampaikan sehubungan dengan pembelajaran menyimak wawancara dan menarasikan hasil wawancara, sebagai berikut. Bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, temuan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam merencanakan dan merancang materi pembelajaran. Pembelajaran Bahasa Indonesia harus inovasi,salah satu caranya dengan menggabungkan beberapa aspek kemampuan berbahasa maupun kompetensi dasar yang ada pada kurikulum. Guru disarankan untuk lebih kreatif lagi membuat inovasi pembelajaran, memberi latihan kepada siswa mengenai bagaimana menulis pokok-pokok persoalan isi yang disimak, dan memberikan latihan yang lebih baik lagi kepada siswa mengenai menulis narasi. Guru maupun pihak sekolah juga harus bisa melakukan pembenahan terhadap masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran. Bagi peneliti lanjutan, temuan penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan dalam melakukan penelitian sejenis. Peneliti bias mengkaji kemampuan berbahasa yang sama dengan kompetensi dasar yang
berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar