MAKALAH
Pengantar
Pendidikan ( Pengertian, jenis, dan fungsi lingkungan pendidikan )
Disusun Oleh :
IRMA WENY SIMANJUNTAK
SMA SWASTA ERLANGGA
Jalan Merdeka No.280-286 Pematangsiantar
Kecamatan Siantar Timur
KATA PENGANTAR
Puji rasa syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah .
Yang mana telah memberikan kenikmatan kepada kita semua, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Makalah ini.
Sholawat serta Salam senantiasa tercurahkan kepada baginda
kita Nabi Besar Muhamad SAW. Yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliah
menuju zaman Islamiah.Bergema seiring nada mengalunkan kata hati yang
senantiasa mengungkapkan getaran jiwa, Penyusun dengan penuh kesadaran diri
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, hal
ini dengan keterbatasan kemampuan dan kedangkalan ilmu yang kami miliki. Dalam
kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan pihak
yang turut membantu terselesainya makalah ini.
Akhirnya kepada Illahi kita berharap dan berdo’a, semoga
makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca.
Amin….!
Pematang
siantar, Senin 5 july 2010
Penulis
IRMA WENY SIMANJUNTAK
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang 1
2. Permasalahan 1
BAB II PENGERTIAN, FUNGSI DAN JENIS LINGKUNGAN PENDIDIKAN 2
1. Pengertian Lingkungan Pendidikan 2
2. Jenis Lingkungan Pendidikan 2
3. Fungsi Lingkungan Pendidikan Terhadap Proses Pendidikan
Manusia 7
BAB III. PENUTUP 8
A. Kesimpulan 8
B. Saran 8
DAFTAR PUSTAKA 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan System utama dalam pembentukan pribadi
manuia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi
manusia menurut ukuran System . Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan
manusia tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada
dalam System pendidikan formal ( sekolah ) saja. Manusia selama hidupnya selalu
akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga
lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan. Dengan kata lain
proses perkembangan pendidikan manusia untuk mencapai hasil yang maksimal tidak
hanya tergantung tentang bagaimana system pendidikan formal dijalankan. Namun
juga tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada diluar lingkungan
formal.
2. Permasalahan
Dalam
makalah ini kami akan membahas dan menjabarkan tentang :
1.
Pengertian
Lingkungan Pendidikan
2.
Jenis-jenis
Lingkungan Pendidikan
3.
Fungsi
Lingkungan pendidikan
1
BAB II
PENGERTIAN,FUNGSI DAN JENIS
LINGKUNGAN PENDIDIKAN
1. Pengertian Lingkungan
Pendidikan
Lingkungan secara umum diartikan
sebagai kesatuan ruang dengan segala benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup,
termasuk manusia dan perilakungya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta mehluk hidup lainnya. Lingkungan dibedakan
menjadi lingkungan alam hayati, lingkungan alam non hayati, lingkungan buatan
dan lingkungan sosial.
Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan
agar peserta didik scara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya
memiliki kekuatan spritual keagamaan, emosional, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat.
Jadi,
lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai berbagai faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap praktek pendidikan. Lingkungan pendidikan sebagai berbagai
lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan, yang merupakan bagian dari
lingkungan sosial.
2.
Jenis
Lingkungan Pendidikan
Dilihat dari segi anak didik, tampak
bahwa anak didik secara tetap hidup di dalam lingkungan masyarakat tertentu
tempat ia mengalami pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara lingkungan tersebut
meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolahan, lingkungan masyarakat, yang
disebut tripusat pendidikan atau lingkungan pendidikan.
2
3
1. Keluarga
Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari
sejumlah kecil orang karena hubungan searah. Keluarga itu dapat berbentuk
keluarga inti ( ayah, ibu, dan anak ). Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana
kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan
pendidikan individual maupun pendidikan sosial.
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat
informal, yang pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan
yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat,
melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh adn berkembang dengan baik.Pendidikan
keluarga berfungsi:
§ Sebagai pengalaman pertama masa
kanak-kanak
§ Menjamin kehidupan emosional anak
§ Menanamkan dasar pendidikan moral
§ Memberikan dasar pendidikan sosial.
§ Meletakkan dasar-dasar pendidikan
agama bagi anak-anak.
2. Sekolah
Tidak semua tugas mendidik dapat
dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan
dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah.Sekolah
merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan.
Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peran sekolah dalam mempersiapkan
generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakat. Sekolah
bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya.
Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan,
4
diantaranya sebagai berikut :
§ Sekolah membantu orang tua
mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang
baik.
§ Sekolah memberikan pendidikan untuk
kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.
§ Sekolah melatih anak-anak memperoleh
kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta
ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.
§ Di sekolah diberikan pelajaran
etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar atau salah, dan sebagainya.
Suatu
alternatif yang mungkin dilakukan sesuai situasi dan kondisi sekolah antara
lain :
1.
Pengajaran
yang mendidik
2.
Peningkatan
dan pemantapan pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan ( BP ) di sekolah
3.
Pengembangan
perpustakaan sekolah menjadi suatu pusat/sumber belajar ( PSB )
4.
Peningkatan
dan pemantapan program pengelolaan sekolah.
5.
Masyarakat
Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan
lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini,
telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan
keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti
pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.
5
Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam
masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan
kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertia-pengertian (pengetahuan), sikap dan
minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
Kaitan
antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga sisi, yaitu :
1.
Masyarakat
sebagai penyelenggara pendidikan
2.
Lembaga-lembaga
kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial dimasyarakat
3.
Dalam
masyarakat tersedia berbagai sumber belajar baik yang dirancang, maupun yang
dimanfaatkan ( utility ).
Paling
sedikit dapat dibedakan menjadi enam tipe sosial-budaya sebagai berikut :
a.
Tipe
masyarakat berdasarkan sistem berkebun yang amat sederhana.
b.
Tipe
masyarakat pedesaan berdsarkan bercocok tanam di ladang atau sawah dengan
tanaman pokok padi.
c.
Tipe
masyarakat pedesaan berdasarkan sistem bercocok tanam di ladang atau sawah.
d.
Tipe
masyarakat pedesaan berdasarkan sistem bercocok tanam di sawah dengan tanaman
pokok padi.
e.
Tipe
masyarakat perkotaan
Selain tipe masyarakat di atas yang dapat mempengaruhi
karakteristik seseorang, terdapat juga lembaga kemasyarakatan kelompok sebaya
dan atau kelompok sosial seperti remaja masjid pramuka.
6
Yang mempunyai fungsi kelompok teman sebaya terhadap
anggotanya antara lain :
1.
Mengajar
berhubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain.
2.
Memperkenalkan
kehidupan masyarakat yang lebih luas.
3.
Menguatkan
sebagian dari nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat orang dewasa.
4.
Memberikan
kepada anggota-anggotanya cara-cara untuk membebaskan diri dari pengaruh
kekuatan otoritas.
5.
Memberikan
pengalaman untuk mengadakan hubungan yang didasarkan pada prinsip persamaan hak.
6.
Memberikan
pengetahuan yang tidak bisa dibrikan oleh keluarga secara memuaskan (pengetahuan mengenai cita rasa
berpakaian, musik, jenis tingkah laku tertentu, dan lain-lain ).
7.
Memperluas
cakrawala pengalaman anak, sehingga ia menjadi orang yang lebih kompleks.
Dengan
demikian organisasi tersebut menyediakan program pendidikan bagi anak-anaknya,
yakni :
a.
Mengajarkan
keyakinan serta praktik-praktik keagamaan dengan cara memberikan
pengalaman-pengalaman yang menyenangkan bagi mereka.
b.
Mengajarkan
bagi mereka tingkah laku dan prinsip-prinsip moral yang sesuai dengan
keyakinan-keyakinan agamanya.
c. Memberikan model-model bagi
perkembangan watak.
7
3. Fungsi
Lingkungan Pendidikan Terhadap Proses Pendidikan Manusia
Setiap pusat pendidikan dapat
berpeluang memberikan kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan,
yakni:
1.
pembimbingan
dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya
2.
pengajaran
dalam upaya penguasaan pengetahuan
3.
pelatihan
dalam upaya pemahiran keterampilan.
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu
peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya
berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan
pendidikan yang optimal. Terdapat hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi
antara lingkungan yang satu dengan lingkungan yang lain.
Lingkungan keluarga sebagai dasar pembentukan sikap dan
sifat manusia. Lingkungan sekolah sebagai bekal keterampilan dan ilmu
pengetahuan, sedangkan lingkungan masyarakat merupakan tempat praktek dari
bekal yang diperoleh di keluarga dan sekolah sekaligus sebagai tempat
pengembangan kemampuan diri.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Proses mencapai tujuan pendidikan untuk menghasilkan manusia
yang unggul baik secara pribadi maupun penguasaan ilmu pengetahuan tidak
hanya tergantung tentang bagaiamana sistem pendidikan dijalankan oleh
lingkungan pendidikan formal. Namun juga dipengaruhi oleh lingkungan keluarga
serta lingkungan masyarakat. Antara lingkungan pendidikan yang satu dan
lingkungan yang lain yang disebut sebgaia tripusat. Pendidikan tidak dapat
berdiri sendiri, namun ada hubungan saling mempengaruhi diantara lingkungan
pendidikan.
B.Saran
Melihat kenyataan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan yang
maksimal diperlukan sebuah hubungan timbal balik yang yang erat maka diperlukan
sebuah koordinasi antar lingkungan pendidikan. Dalam menentukan kurikulum
lingkungan formal (sekolah) baiknya untuk mepertimbangankan faktor lingkungan
keluarga dan masyarakat. Bahkan kalau memungkinkan melibatkan
keluarga anak didik dan tokoh masyarakat dalam merumuskan kurikulum pendidikan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La
Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka
9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar