Refleksi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah
KabarIndonesia - Lelah
rasanya menikmati pemberitaan media massa di tanah air yang penuh sesak
dengan karut-marut penegakan hukum, anarkisme, dan atau semakin
maraknya praktik korupsi yang bersembunyi di balik nama-nama mentereng
kebijakan. Realitas ini merupakan petanda bahwa tingkat kepercayaan
warganegara kepada penyelenggara negara semakin hari semakin tipis.
Padahal dalam social contract pendirian negara, warganegara
telah menekan nota kesepahaman akan kepatuhan pada sistem yang berlaku
pada negara tersebut. Sederet petanda di atas juga menjadi petanda
ketidakpatuhan warganegara terhadap sistem. Maka, dapat dikatakan
sejatinya, banyak dari kita yang belum mampu menjadi warganegara yang
baik.
Dalam konteks pendidikan, menjadi warganegara yang
baik dapat dipelajari dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn). Secara eksplisit, apakah korelasi pembelajaran PKn yang
dilaksanakan di sekolah kita dengan warganegara yang baik?
Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang melalui penguatan (reinforcement), sehingga terjadi perubahan yang bersifat permanen pada diri siswa sebagai hasil pengalaman (learning is a change of behaviour as a result of experience), demikian pendapat John Dewey, salah satu tokoh pendidikan aliran Behavioural Approach dari negeri Paman Sam.
Perubahan
yang dihasilkan oleh proses belajar mengarah pada kesempurnaan bersifat
progresif dan akumulatif, misalnya dari tidak mampu menjadi mampu, dari
tidak mengerti menjadi mengerti. Perubahan ini mencakup aspek
pengetahuan (cognitive domain), aspek afektif (afektive domain) maupun aspek psikomotorik (psychomotoric domain).
Jadi,
belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan. Hal ini sejalan dengan empat pilar belajar menurut UNESCO,
yang meliputi: (a) learning to Know, (b) learning to do, (c) learning to live together, dan (d) learning to be.
Pendidikan
kewarganegaraan merupakan wahana untuk mengembangkan kemampuan, watak
dan karakter warganegara yang demokratis dan bertanggung jawab. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelajaran PKn dalam rangka “nation and character building” :
Pertama,
PKn merupakan kajian kewarganegaraan yang ditopang berbagai disiplin
ilmu yang relevan, yaitu: ilmu politik, hukum, sosiologi, antropologi,
psikologi dan lain-lain. Berbagai disiplin ilmu ini digunakan sebagai
landasan untuk melakukan kajian terhadap proses pengembangan konsep,
nilai dan perilaku demokrasi warganegara.
Kedua, PKn mengembangkan daya nalar (state of mind)
bagi para peserta didik. Pengembangan karakter bangsa merupakan proses
pengembangan warganegara yang cerdas dan berdaya nalar tinggi. PKn
memusatkan perhatiannya pada pengembangan kecerdasan warga negara (civil intelegence) sebagai landasan pengembangan nilai dan perilaku demokrasi.
Ketiga,
PKn sebagai suatu proses pencerdasan, maka metode pembelajaran yang
digunakan harus lebih inspiratif dan partisipatif dengan menekankan
penggunaan penalaran. Untuk memfasilitasi pembelajaran PKn yang efektif
dikembangkan bahan ajar interaktif yang dikemas dalam berbagai paket
seperti bahan belajar tercetak, terekam, tersiar, elektronik, dan bahan
belajar yang digali dari ligkungan masyarakat sebagai pengalaman
langsung (hand of experience).
Keempat, kelas PKn
sebagai laboratorium demokrasi. Melalui PKn, pemahaman sikap dan
perilaku demokratis dikembangkan bukan semata-mata melalui ‘mengajar
demokrasi” (teaching democracy), tetapi melalui model pembelajaran yang secara langsung menerapkan cara hidup secara demokrasi (doing democracy).
Penilaian bukan semata-mata dimaksudkan sebagai alat kendali mutu
tetapi juga sebagai alat untuk memberikan bantuan belajar bagi siswa
sehingga lebih dapat berhasil dimasa depan.
Andaikata hal
ini dipahami secara mendalam oleh para pendidik kita maka kedewasaan
demokrasi di Indonesia adalah sebuah keniscayaan. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar